"Abi tidak rela api sekecil korek api sekalipun menyentuh tubuhmu nak, apalagi api neraka jahanam, Inilah yang membuat abi membuka jalan pernikahanmu, karna ingin Alvin, abi dan kita semua selamat. Abi tidak ingin hati, pikiran, mata dan telinga berbuat maksiat!". Pesan KH. Arifin Ilham kepada M. Alvin (Putra sulungnya).
Nikah bukan sekedar tinta hitam di atas putih. Bukan sekedar sidang di pengadilan agama. Bukan pula sekedar surat tanda nikah di KUA, melainkan nikah adalah hak setiap umat manusia untuk menjalani ibadah dan sunnatullah. Sebab dalam pernikahan terdapat suatu berkah, dapat membuka rizki dan membuka pintu keselametan dari perbuatan dosa dan maksiat.
Nikah juga bukan hanya hak setiap manusia, melainkan merupakan hak syariat kepada umat Islam selama menjalani kehidupan di dunia dan akhirat dengan baik. Dalam fiqh tradisional, para ulama mengkhususkan bab nikah dengan bertujuan bahwa suatu pernikahan merupakan konstruksi syariah yang harus dilaksanakan untuk menjaga dari perzinaan. Bukan hanya material yang harus di perhatikan bahkan ketakwaan dan ibadah yang menjadi prioritas dalam agama. Sebab dalam pernikahan seorang suami akan menjadi imam bagi istri dan anak-anaknya untuk lebih dekat kepada Allah.
HAM yang orientasinya kepada prinsip-prinsip moral atau norma-norma humanis bukan standar kemanusiaan yang sebenarnya. Tanpa ada agama suatu kehidupan akan menjadi sekuler. Begitu juga halnya dengan nikah, bukan hanya terbatas pada harta, dan jabatan yang menjadi tolak ukur. Melainkan Akhlak dan uswah hasanah yang menjadi manusia yang hakiki.
Beberapa hari yang lalu kita di kejutkan dengan pemberitaan pernikahan Alvin putra sulung KH. M. Arifin ilham yang memiliki paras tampan. Bukan karna ia artis atau yang lainnya melainkan ia berani mengambil keputusan menikah di usia mudah (17 tahun). Alvin menjadi salah satu orang yang berani membuktikan bahwa nikah muda bukanlah hal yang menakutkan. Masalah menikah bukanlah di umur melainkan seberapa siap mereka menjalani, bukan pula di mana ia sekolah, bekerja dan apa yang ia miliki, melainkan dimana ia siap untuk menjadi imam keluarganya. Alvin yang masih muda membuktikan jika dirinya sudah siap untuk menempuh rumah tangga dengan wanita pilihannya.
"Kekecewaan terbesar seorang suami adalah ketika istrinya mendapat pujian, godaan atau gombalan dari laki- laki lain. Kekecewaan terbesar seorang suami adalah ketika sang istri memposting foto/video dirinya di hadapan publik yang akhirnya bisa jadi kenikmatan publik terlebih untuk kaum lelaki,"
Nah, bagaimana dengan mu? udah siap nikah?.