Pada era modern dan teknologi saat ini, ilmu pengetahuan mengalami berkembangan yang sangat pesat. Seluruh Dunia berlomba-lomba dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Sehingga dari perkembangan tersebut banyak produk-produk baru yang dipamerkan, baik dalam bentuk benda maupun suatu gagasan baru. Salah satu bentuk produk pemikiran yang berkembang saat ini adalah bahwa ilmu pengetahuan bisa didapat dengan proses berfikir secara rasio tanpa ada sangkut pautnya dengan agama. Akibatnya, terdapat dikotomi pandangan hidup masyarakat dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
Di era kosmologi saat ini, banyak kalangan masyarakat khususnya pelajar
melupakan konsep-konsep dalam ilmu pengetahuan. Bahwa konsep dasar ilmu
pengetahuan adalah mencari suatu kebenaran. Dalam Islam konsep penting dalam
ilmu pengetahuan adalah wahyu yang menjadi penggerak dalam segala aspek kehidupan.
Berbeda dengan ilmu pengetahuan menurut golongan sekulerisme, mereka membedakan
antara ilmu dan agama. Untuk menyelamatka pandangan masyarakat dalam bidang
ilmu pengetahuan setidaknya kita berpacu pada Al-Quran dan Hadits. Sebab
keduanya merupakan dasar pokok yang mendampingi kehidupan di alam semesta ini.
Salah satu terobosannya adalah menerapkan Islamisasi Sains.
Islamisasi Sains adalah salah satu metode dalam mengislamkan ilmu
pengetahuan yang tidak lain tujuannya adalah mengembalikan hakikat ilmu
pengetahuan yang sebenarnya. Islamisasi adalah gagasan yang di cetuskan oleh
cendikiawan muslim terkenal asal Malaysia, yaitu Prof. Syed Naquib Al-Attas.
Pertama kali pemikirannya ini di sampaikan dalam konferensi pendidikan Islam di
Mekkah. Dalam acara tersebut, cendikiawan yang merupakan founding father ISTAC
(Internasional Institute of Islamic Thought and Civilization) ini menyampaikan
gagasannya tentang Islamisasi Ilmu Pengetahuan kontemporer sebagai solusi dari
sumber utama problematika masyarakat khususnya umat islam dalam bidang ilmu
pengetahuan.
Menurut al-Attas, Islamisasi Ilmu pengetahuan kontemporer tidak lepas dari
pandangan bahwa tidak ada ilmu pengetahuan yang bebas nilai (Value free)
Sedangkan ilmu pengetahuan sangat sarat dengan nilai-nilai (value laden).
Hal ini perlu di pahami bahwa pengetahuan yang merupakan salah satu sarana
dalam mengetahui kebenaran merupakan hakikat dari ilmu pengetahuan itu sendiri.
Tidak menurut pandangan masing-masing individu dalam menilai setiap apa yang menurutnya
benar. Berbeda dengan pengetahuan versi Barat yang sangat sarat dengan
relativisme dan sekulerisme. Dengan demikian menurut Barat hal-hal yang tidak
sesuai perlu di singkirkan yang tidak bisa di buktikan secara rasio dan haru
bersifat empiris.
Selanjutanya menyikapi problematika modern saat ini, Islamisasi Sains
merupakan jalan utama merubah pandangan hidup masyarkat dalam mengembalikan
hakikat ilmu pengetahuan yang sebenarnya.
Salah satu caranya adalah memasukkan Islamisasi Sains dalam kurikulum
pembelajaran baik tingkat SMP, SMA, dan tingkat perguruan tinggi. Selain
mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan pelajar di kembalikann untuk mengetahui bahwa
segala ilmu itu berasal dari wahyu. Sebab wahyu bersifat qath’i dan tsubut yang
langsung dari pencipta ilmu pengetahuan, yaitu ALLAH swt.
Tidak terkecuali ilmu-ilmu yang membahasa tenntang kauniyat (alam semesta)
seperti astronomi dan ilmu-ilmu lain seperti psikologi, geografi, fisika,
kedokteran, kimia, biologi, arsitek, bio-kimia, sosiologi, politik dan
lain-lain. Dengan kata lain antara ilmu pengetahuan dan agama (wahyu) memiliki
komplementasi, yaitu antara keduanya (ilmu dan agama) saling mengisi dan
memperkuat satu sama lain, tapi masing-masing tetap mempertahankan
eksistensinya tersendiri. Sehingga masyarakat bisa kembali kepada hakikat
kehidupan yang yang nyaman dan sejahtera.
Walhasil, dari pembahsan di atas bisa kita tarik kesimpulan bahwa
Islamisasi Sains adalah satu-satunya cara dalam mengembalikan hakikat ilmu
pengetahuan, yaitu mencari suatu kebenaran yang sumbernya dari wahyu. Meski
kita tidak memungkiri bahwa ilmu pengetahuan tidak semua dari Islam akan tetapi
hakikat dari semua ilmu pengetahuan adalah dari wahyu. Dan pada zaman modern
saat ini menurut penulis sangat cocok untuk menerapkan sistem pendidikan dengan
menggunakan metode Islamisasi Sains dalam segala ilmu pengetahuan. Sebab pada
zaman sekarang adalah zaman serba bingung, tidak bisa mengtahui mana yang benar
dan mana yang salah. Allahu ‘a’lam bissawab.